Jambi, 7 Maret 2025 – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (UNJA) sukses menggelar seleksi internal untuk menentukan perwakilan dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025. Dalam ajang yang diikuti oleh delapan tim dari berbagai program studi di FKIK, Tim Psikologi berhasil keluar sebagai juara pertama dan akan mewakili fakultas dalam seleksi tingkat universitas.
Seleksi ini merupakan tindak lanjut dari surat permintaan Universitas yang meminta setiap fakultas mengirimkan tim terbaiknya untuk mengikuti kompetisi bergengsi tersebut. Tidak sekadar menunjuk langsung, FKIK UNJA mengadakan proses seleksi ketat melalui sistem perlombaan antarjurusan. Dari delapan tim yang berlaga di babak awal, enam tim lolos ke babak semifinal. Kemudian, empat tim melaju ke babak final, yakni perwakilan dari Program Studi Psikologi, Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat.
Tim Psikologi yang diwakili oleh Widiya Sabrina dan Mardhiyatul Husna Asfia, mahasiswa Psikologi angkatan 2022, menunjukkan performa gemilang di babak final dengan mengungguli tim dari Program Studi Keperawatan dan Program Studi Kesehatan Masyarakat yang masing-masing meraih posisi kedua dan ketiga. Dengan kemenangan ini, Widiya dan Mardhiyatul akan melanjutkan perjuangan di tingkat universitas, bersaing dengan perwakilan dari fakultas lain di UNJA.

Keberhasilan tim Psikologi tidak lepas dari program pembinaan yang telah disiapkan dengan matang. Keduanya merupakan talenta dari Program Psikologi Berprestasi, sebuah inisiatif yang digagas oleh Verdiantika Annisa, M.Psi., Psikolog, yang bertujuan membimbing mahasiswa dalam menghadapi berbagai kompetisi akademik dan non-akademik. Sejak akhir Februari, program ini telah melaksanakan tahap coaching untuk mengasah potensi mahasiswa yang memiliki minat dalam berbagai kompetisi akademik dan non-akademik. Proses seleksi awal dilakukan melalui asesmen screening potensi dan kompetensi mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan yang disesuaikan dengan bidang lomba masing-masing peserta. Selain itu, program ini juga melibatkan pendampingan lomba oleh dosen-dosen Psikologi yang berpengalaman di bidangnya.
Untuk kompetisi debat ini, Widiya dan Dhiya mendapat pendampingan khusus dari Verdiantika Annisa, M.Psi., Psikolog dan Beny Rahim, M.Psi., Psikolog. Verdiantika menekankan pentingnya sinergi antar-dosen dalam membimbing mahasiswa berprestasi. “Pendampingan yang intensif sangat diperlukan untuk memastikan mahasiswa mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi,” tuturnya. Senada dengan itu, Beny, bersikap optimistis dengan peluang tim Psikologi di tahap seleksi berikutnya. “Mereka tampil melebihi ekspektasi kami di babak final, tetapi kami tetap akan meningkatkan kesiapan untuk menghadapi seleksi di tingkat universitas,” ujarnya.

Dalam wawancara dengan tim pemenang, Widiya mengungkapkan motivasinya mengikuti lomba ini adalah untuk mencari pengalaman baru dan mengasah potensi diri. “Awalnya, saya hanya ingin mencoba dan tidak terlalu berharap menang. Tapi setelah berpartisipasi, saya menyadari ada potensi di bidang debat yang bisa terus saya kembangkan,” ujarnya.
Meski akhirnya menjadi juara, Widiya dan Dhiya mengaku menghadapi tantangan seperti persiapan yang terbatas dan informasi lomba yang diterima mendadak. Pun demikian Tim Psikologi mampu menunjukkan performa luar biasa, mereka mempersiapkan diri dengan meneliti isu-isu terkini di bidang kesehatan, ekonomi, dan politik, serta melakukan simulasi debat. “Kami harus berimprovisasi dan mengandalkan kemampuan analisis cepat karena waktu persiapan sangat singkat,” tambah Widiya.
Ke depan, mereka berharap adanya pelatihan debat yang lebih sistematis di tingkat fakultas agar semakin banyak mahasiswa yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan argumentasi. Mereka juga mengusulkan perbaikan dalam penyelenggaraan seleksi, terutama terkait jadwal dan transparansi informasi lomba.
Dukungan dari fakultas dan universitas sangat diharapkan agar mahasiswa dapat memperoleh persiapan yang lebih matang dan berdaya saing tinggi. Program pembinaan seperti Program Psikologi Berprestasi diharapkan dapat menjadi contoh bagi jurusan lain dalam mengembangkan potensi mahasiswa melalui pembinaan yang terstruktur dan berbasis kompetensi. Selain itu, peran aktif dosen dalam memberikan bimbingan akan menjadi faktor penentu dalam mencetak lebih banyak mahasiswa yang mampu bersaing di ajang nasional.
Dengan semangat dan kerja keras yang telah ditunjukkan, tim Psikologi FKIK UNJA diharapkan dapat memberikan hasil terbaik dalam seleksi tingkat universitas dan melaju ke kompetisi tingkat nasional.