Mahasiswa Psikologi UNJA Borong Juara di Lomba Esai Nasional

Jambi, 21 Maret 2025 – Dua mahasiswa Psikologi Universitas Jambi (UNJA), Hazimah Azzahra dan Rahmayani Puspitasari, berhasil mengukir prestasi gemilang di ajang Lomba Esai Nasional “Wilsa Cognitive Discourse” yang diselenggarakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Wilayah 1. Dalam kompetisi yang berlangsung secara daring pada 10 hingga 28 Februari ini, Hazimah meraih Juara 1, sementara Rahmayani menyabet Juara 2.

Lomba esai ini mengusung tema “Peran Psikologi dalam Membangun Relasi yang Sehat melalui Perjalanan dari Self-Love ke Social Love” dan merupakan bagian dari program kerja Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan (BPPK) ILMPI Wilayah 1. Keberhasilan dua mahasiswa ini semakin mengukuhkan kualitas akademik mahasiswa Psikologi UNJA di tingkat nasional.

Dalam esainya yang berjudul “TRIPENA: Tiga Pilar Transformasi melalui Psikologi Positif untuk Perempuan Indonesia”, Hazimah mengangkat keresahan yang dialami oleh banyak perempuan terkait rendah diri dan stigma sosial mengenai standar kecantikan. Menurutnya, rendah diri bukan hanya permasalahan perempuan, tetapi juga laki-laki. Namun, dalam esainya, ia berfokus pada bagaimana perempuan bisa bertransformasi melalui pendekatan psikologi positif.

“Saya termotivasi dari lingkungan sekitar, khususnya teman-teman perempuan yang kerap merasa tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Saya melihat bahwa rendah diri telah menjadi masalah yang berlarut-larut dan memicu berbagai persoalan lain,” ujar Hazimah.

Ia mengungkapkan bahwa proses penulisan esai ini dimulai dengan menganalisis fenomena sosial terkait standar kecantikan perempuan di Indonesia, kemudian mengintegrasikannya dengan teori psikologi positif dan penelitian-penelitian yang relevan. Baginya, kecantikan sejati berasal dari dalam diri seseorang, bukan sekadar standar yang ditentukan oleh lingkungan atau media sosial.

“Saya juga melakukan riset mengenai representasi standar kecantikan di Indonesia dan menghubungkannya dengan teori-teori psikologi positif. Setelah menyusun konsep dasar, saya membaca berbagai penelitian yang sudah ada untuk memperkuat fondasi program yang saya tawarkan, tentunya dengan pendekatan yang relevan dengan kondisi saat ini,” tambahnya.

Untuk memastikan tulisannya dapat diterima oleh masyarakat umum, Hazimah juga mengumpulkan umpan balik dari berbagai kalangan. “Saya ingin esai ini tidak hanya menjadi bacaan akademis, tetapi juga bisa dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Maka dari itu, saya meminta masukan tidak hanya dari akademisi, tetapi juga dari orang-orang dengan latar belakang berbeda untuk melihat apakah ide yang saya tawarkan dapat diterima dan bermanfaat secara nyata,” tuturnya.

Sementara itu, Rahmayani Puspitasari dalam esainya yang berjudul “Literasi Novel Fiksi sebagai Proses Psikologis dalam Menumbuhkan Self-Love dan Mengembangkan Rasa Empati yang Tinggi dalam Membangun Relasi Sosial yang Positif” menyoroti bagaimana membaca novel fiksi dapat berkontribusi terhadap perkembangan psikologis individu.

“Motivasi utama saya dalam menulis esai ini berawal dari kecintaan saya terhadap membaca novel fiksi. Banyak yang menganggap novel hanya sebagai hiburan, padahal dari pengalaman pribadi, saya justru banyak belajar tentang rasa syukur dan penerimaan diri melalui kisah-kisah yang disampaikan,” ujar Rahmayani.

Dalam proses penulisannya, ia melakukan riset tentang dampak literasi novel fiksi terhadap psikologi dan mencari referensi dari penelitian akademik guna memperkuat argumennya. Ia juga menganalisis beberapa novel yang relevan untuk mengilustrasikan konsep yang dibahas dalam esainya.

“Saya meneliti berbagai literatur dan studi tentang bagaimana membaca novel fiksi dapat memengaruhi cara kita memahami diri sendiri dan orang lain. Saya juga memasukkan contoh dari beberapa novel yang menampilkan perjalanan emosional karakter utamanya, yang dapat menjadi cerminan pengalaman banyak pembaca dalam memahami self-love dan empati,” jelasnya.

Tantangan terbesar dalam menulis esai ini, menurut Rahmayani, adalah mencari referensi yang relevan dan masih dalam rentang lima tahun terakhir, serta menyusun gagasan agar tetap menarik dan mudah dipahami. “Mencari penelitian akademik yang sesuai dan merangkai konsep secara logis bukanlah hal yang mudah, tetapi ini justru membuat saya semakin semangat untuk belajar dan berkembang,” ungkapnya.

Rahmayani juga menambahkan bahwa ketertarikannya terhadap topik ini berakar dari pengalaman pribadinya sebagai seseorang yang tidak terlalu menyukai keramaian, tetapi tetap ingin memahami berbagai perspektif kehidupan.

“Membaca novel fiksi membantu saya mengenali berbagai emosi dan membangun rasa empati dengan menjelajahi kehidupan dari berbagai sudut pandang tanpa harus mengalaminya secara langsung. Saya berharap esai ini dapat membuka wawasan bahwa membaca novel bukan hanya sekadar hobi atau hiburan, tetapi juga cara untuk meningkatkan self-love dan menyalurkannya kepada orang lain,” pungkasnya.

Keberhasilan Hazimah Azzahra dan Rahmayani Puspitasari dalam kompetisi ini menjadi pencapaian yang patut diapresiasi. Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Psikologi Universitas Jambi memiliki potensi besar dalam mengembangkan gagasan dan menganalisis isu-isu psikologis secara kritis.

Lebih dari sekadar kemenangan dalam perlombaan, keberhasilan mereka mencerminkan pentingnya literasi psikologi dalam kehidupan sehari-hari. Baik melalui pendekatan psikologi positif dalam transformasi perempuan maupun melalui literasi novel fiksi sebagai sarana membangun self-love dan empati, gagasan yang mereka usung memiliki relevansi luas bagi masyarakat.

Diharapkan pencapaian ini dapat memotivasi mahasiswa lain untuk terus berkontribusi dalam bidang akademik dan mengasah kemampuan menulis sebagai sarana berbagi pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *